Minggu, 24 Oktober 2010
Rabu, 13 Oktober 2010
http://67.195.13.132/id.f1136.mail.yahoo.com/ya/securedownload?mid=1_1121_AESniGIAAQatTLH4%2Bgx6iDl5ORU&fid=Sent&pid=2&tnef=&clean=0&redirectURL=http%3A%2F%2Fid.mg4.mail.yahoo.com%2Fdc%2Fvirusresults.html%3Ffrom%3Ddownload_response%26default_file_name%3Dsnutz.zip%26ui%3Diframe%26YY%3D1286978522454%26&cred=Mo5FEnenAtSeJ2Mt7nsw6h5BtA_d4zC4tUtYsCIlu8I9DPnW3R6nbvWoUIc_gi872.T6KouwOa2aaJproTs5byxmI7vDVhhMzymeSG4a1jg3SCMJwDH74dACotA5&ts=1286976913&partner=ymail&sig=BzxJnvdRXCMxyKgZLCbDWw--
Selasa, 12 Oktober 2010
museum di medan!!
Museum Gedung arca
RAGAM - Museum Sumatera Utara (Sumut) terletak di jalan HM Joni No. 51 Medan, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Museum Sumatera Utara (Sumut) memiliki koleksi patung pengantin beserta ornamen-ornamenya dari suku-suku utama di Sumatera Utara seperti Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing, Pak-Pak, dan Nias. Sejak peresmianya pada tahun 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musuem Sumatera Utara telah memiliki 6.799 koleksi benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 jenis, yakni koleksi geologika, berupa koleksi jenis batuan, benda-benda bentukan alam serta aneka mineral batuan. Kemudian ada pula koleksi biologika, koleksi etnografika yang menggambarkan identitas etnis di Sumatera Utara. Koleksi museum Sumatera Utara lainnya seperti arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai masuknya pengaruh budaya barat.Koleksi arkeologika yang terkenal di museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika, filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.
Koleksi Perjuangan Raja Sisingamaraja XII
Ketika berkunjung ke Museum Sumatera Utara (Sumut) ditemukan sejumlah koleksi benda-benda tradisional seperti ulos Batak Toba, peti mati yang disebut rumaruma atau parmual - mualan solu bolon beserta simbolik bentuk, ornamennya. Museum juga memiliki koleksi benda peninggalan sejarah perjuangan Sisingamaraja XII. Peninggalan itu berupa Selendang Tenunan Sunting Miriam (Isteri Sisingamaraja XII) pada waktu ditawan Belanda. Selendang merah ditenun oleh Sunting Miriam untuk mengisi waktu senggangnya sebagai kenang-kenangan atas penderitaan yang dialaminya sampai tahun 1935. Di museum ini juga terdapat duplikat bendera perang Sisingamaraja XII. Dari catatan sejarah yang ditempel bersebelahan dengan peninggalan Raja Sisingamaraja XII diketahui bahwa Raja memiliki prinsip yang berbeda dengan ayahnya. Untuk mengabadikan perjuangan Raja Sisingamaraja, benda-benda sejarah ini dipajang menambah koleksi Museum Sumatera Utara di Medan.
Koleksi lainnya yang menarik perhatian pengunjung adalah koleksi arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai masuknya pengaruh budaya barat.Koleksi arkeologika yang terkenal di museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika, filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.
Museum negeri ini juga pernah menerima hibah koleksi benda-benda bernilai seni sebanyak 16 koleksi. "Temuan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi,Kabupaten Tapanuli Tengah berupa 7 keramik Cina buatan abad 10 Masehi yang dihibahkan menambah banyak koleksi museum," kata Kepala Museum Negeri Sumatera Utara Sri Hartini kepada Tempo,siang ini (1/9).
Sebelum pengaruh asing masuk ke Sumatera Utara (Sumut) masyarakat masih menggunakan sistem barter dalam perdagangan. Saling tukar menukar antar hasil bumi dan barang-barang penduduk dengan suku pendatang. Alat pengukur setiap suku atau daerah hampir bersamaan yaitu takaran yang dibuat dari bambu atau kayu yang disebut Solup (Batak Toba) dan Tumba (Batak Karo) untuk mengukur padi, beras dan kacang.
Setelah bangsa asing masuk barulah dikenal timbangan dari logam yang bentuknya lebih sempurna. Meski timbangan dari logam sudah menguasai pasar, namun masyarakat di pedesaan masih suka menggunakan alat-alat pengukur tradisional ini. Misalnya, Tumba dan Solup untuk mengukur padi, beras dan kacang masih dipakai sampai sekarang.
Rupanya pada zaman prasejarah masyarakat Batak Toba sudah memiliki keahlian dalam membuat peralatan rumah tangga dari kayu, rotan dan bambu. Perabot rumah tangga ini terdiri dari kursi, meja dan lemari. Benda-benda kerajinan/anyaman terdiri dari bambu dan rotan. Dasar anyaman umumnya menggunakan pola silang antara fungsi vertikal dan horizontal. Ragam hiasaan umumnya diambil dari motip flora dan fauna. Salah satu karya kerajinan jenis ini masih ditemui pada Kampil (Tempat sirih) Batak Karo.
Benda-benda lain peninggalan nenek moyang Batak Toba adalah benda-benda menanak nasi, alat-alat dapur, peralatan masak dan dapur yang sudah jarang ditemui. Benda pusaka ini malah ada yang diperjualbelikan sampai jutaan rupiah karena bentuknya yang kecil dan unik. Biasanya yang menampung benda pusaka ini adalah para kolektor yang tersebar di penjuru tanah air.
Menurut salah seorang kolektor yang suka membeli benda pusaka budaya Batak Toba, benda-benda sejarah Batak memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Selain unik, katanya, benda bersejarah ini sangat cocok dijadikan koleksi. “Itu sebabnya saya pernah membeli satu buah Hudon Tano (Periuk tanah) dan Harpe (Alas periuk) masing-masing senilai lima juta rupiah dari seorang warga di Samosir,” akunya pada Penulis namun enggan menyebut namanya.
Rumah Bolon Terancam Punah
Selain itu warisan nenek moyang suku Batak Toba yang memiliki nilai sejarah yang tinggi namun hampir punah adalah Rumah Bolon. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Untuk memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil. Bila orang hendak masuk rumah Batak Toba harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada balok yang melintang, hal ini diartikan tamu harus menghormati si pemilik rumah.
Lantai rumah kadang-kadang sampai 1,75 meter di atas tanah, dan bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam, dan sebagainya. Dahulu, pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi.
Pada bagian depan rumah adat terdapat hiasan-hiasan dengan motif garis geografis dan spiral serta hiasan berupa susu wanita yang disebut adep-adep. Hiasan ini melambangkan sumber kesuburan kehidupan dan lambang kesatuan. Rumah yang paling banyak hiasan-hiasannya disebut Gorga. Hiasan lainnya bermotif pakis disebut nipahu, dan rotan berduri disebut mardusi yang terletak di dinding atas pintu masuk.
Pada sudut-sudut rumah terdapat hiasan Gajah dompak, bermotif muka binatang, mempunyai maksud sebagai penolak bala. Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, kepala singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya seperti guna-guna dari luar. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula yang berupa gambaran saja. Warna yang digunakan selalu hitam, putih dan merah.
Pengamatan Penulis disejumlah daerah di Tanah Batak tentang keberadaan warisan rumah adat nenek moyang suku Batak Toba menunjukkan bahwa sudah banyak yang tidak terawat dan terkesan diabaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Sehingga keberadaan rumah Bolon sudah terancam punah.
“Mungkin sepuluh tahun ke depan, kita tidak akan melihat lagi rumah Bolon yang berdiri secara utuh di kampung Batak bila Pemerintah daerah (Pemda) tidak segera berperan untuk mengkonservasi warisan nenek moyang. Padahal rumah Bolon memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk menjadi daya tarik wisatawan,”ujar seorang Tokoh Adat Batak Toba bermarga Simbolon.
Menurut Simbolon, salah satu upaya untuk mengkonservasi rumah Bolon adalah dengan merawat dan menjaga keadaan rumah Bolon tetap baik dengan melibatkan masyarakat setempat agar tujuan konservasi berhasil.
Dalam hal menarik minat wisatawan, Tanah Batak memiliki kekayaan benda budaya pusaka peninggalan sejarah nenek moyang. Beberapa jenis benda sejarah yang cukup dikenal pada zaman berburu dan meramu (zaman Pleistocen 1.500.000-19.000 -- zaman Holecein 10.000-3.000 SM) adalah Sior, alat yang dipakai suku Batak Toba dalam memanah binatang. Sumpitan digunakan pada zaman berburu untuk menembak binatang.
Dalam memburu binatang besar biasanya masyarakat menggunakan lembing, perangkap, jerat dan bedil. Sementara untuk binatang kecil menggunakan panah, sumpitan, jaring dan pemulut (Pikat dan getah).
Kebiasaan meramu dan berburu hingga sekarang masih menjadi pekerjaan sambilan suku Batak Toba di pedesaan. Sehingga meski jarang ditemui, benda- benda sejarah ini masih ada yang disimpan oleh penduduk di pedesaan sampai sekarang.
Masakan khas Batak Toba ini bahan utamanya bisa dari ikan mas, ikan nila, ayam, atau daging. Nah, bumbu-bumbunya ini asli dari tetumbuhan Batak sehingga dia dinamakan masakan khas Batak. Jenis bumbunya seperti bawang Batak, arsik, andaliman, kincung, kemiri, lengkuas, kunyit, dan bawang merah. Cara memasaknya tergolong unik. Ikan dilumuri bumbu dulu baru diungkep sampai matang. Setelah matang pun, tidak boleh dibuka supaya keharumannya tetap terjaga," jelas Budi sang koki yang mengatakan lebih enak lagi kalau dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar.
Masakan Batak Toba yang bukan ikan, salah satunya adalah nani lomang. Bahan dasarnya ayam atau daging giling.
Istana Maimoon
ISTANA MAIMUN
Sejarah Berdiri
Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah.
Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan. Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara
Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya.
Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun. Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara, kira-kira 3 km dari Kantor Pos Besar Medan.
Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu. Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.
Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.
Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.
Peningalannya Kitab suci Alqur`an
RAGAM - Museum Sumatera Utara (Sumut) terletak di jalan HM Joni No. 51 Medan, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Museum Sumatera Utara (Sumut) memiliki koleksi patung pengantin beserta ornamen-ornamenya dari suku-suku utama di Sumatera Utara seperti Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing, Pak-Pak, dan Nias. Sejak peresmianya pada tahun 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musuem Sumatera Utara telah memiliki 6.799 koleksi benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 jenis, yakni koleksi geologika, berupa koleksi jenis batuan, benda-benda bentukan alam serta aneka mineral batuan. Kemudian ada pula koleksi biologika, koleksi etnografika yang menggambarkan identitas etnis di Sumatera Utara. Koleksi museum Sumatera Utara lainnya seperti arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai masuknya pengaruh budaya barat.Koleksi arkeologika yang terkenal di museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika, filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.
Koleksi Perjuangan Raja Sisingamaraja XII
Ketika berkunjung ke Museum Sumatera Utara (Sumut) ditemukan sejumlah koleksi benda-benda tradisional seperti ulos Batak Toba, peti mati yang disebut rumaruma atau parmual - mualan solu bolon beserta simbolik bentuk, ornamennya. Museum juga memiliki koleksi benda peninggalan sejarah perjuangan Sisingamaraja XII. Peninggalan itu berupa Selendang Tenunan Sunting Miriam (Isteri Sisingamaraja XII) pada waktu ditawan Belanda. Selendang merah ditenun oleh Sunting Miriam untuk mengisi waktu senggangnya sebagai kenang-kenangan atas penderitaan yang dialaminya sampai tahun 1935. Di museum ini juga terdapat duplikat bendera perang Sisingamaraja XII. Dari catatan sejarah yang ditempel bersebelahan dengan peninggalan Raja Sisingamaraja XII diketahui bahwa Raja memiliki prinsip yang berbeda dengan ayahnya. Untuk mengabadikan perjuangan Raja Sisingamaraja, benda-benda sejarah ini dipajang menambah koleksi Museum Sumatera Utara di Medan.
Koleksi lainnya yang menarik perhatian pengunjung adalah koleksi arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai masuknya pengaruh budaya barat.Koleksi arkeologika yang terkenal di museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika, filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.
Museum negeri ini juga pernah menerima hibah koleksi benda-benda bernilai seni sebanyak 16 koleksi. "Temuan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi,Kabupaten Tapanuli Tengah berupa 7 keramik Cina buatan abad 10 Masehi yang dihibahkan menambah banyak koleksi museum," kata Kepala Museum Negeri Sumatera Utara Sri Hartini kepada Tempo,siang ini (1/9).
Sebelum pengaruh asing masuk ke Sumatera Utara (Sumut) masyarakat masih menggunakan sistem barter dalam perdagangan. Saling tukar menukar antar hasil bumi dan barang-barang penduduk dengan suku pendatang. Alat pengukur setiap suku atau daerah hampir bersamaan yaitu takaran yang dibuat dari bambu atau kayu yang disebut Solup (Batak Toba) dan Tumba (Batak Karo) untuk mengukur padi, beras dan kacang.
Setelah bangsa asing masuk barulah dikenal timbangan dari logam yang bentuknya lebih sempurna. Meski timbangan dari logam sudah menguasai pasar, namun masyarakat di pedesaan masih suka menggunakan alat-alat pengukur tradisional ini. Misalnya, Tumba dan Solup untuk mengukur padi, beras dan kacang masih dipakai sampai sekarang.
Rupanya pada zaman prasejarah masyarakat Batak Toba sudah memiliki keahlian dalam membuat peralatan rumah tangga dari kayu, rotan dan bambu. Perabot rumah tangga ini terdiri dari kursi, meja dan lemari. Benda-benda kerajinan/anyaman terdiri dari bambu dan rotan. Dasar anyaman umumnya menggunakan pola silang antara fungsi vertikal dan horizontal. Ragam hiasaan umumnya diambil dari motip flora dan fauna. Salah satu karya kerajinan jenis ini masih ditemui pada Kampil (Tempat sirih) Batak Karo.
Benda-benda lain peninggalan nenek moyang Batak Toba adalah benda-benda menanak nasi, alat-alat dapur, peralatan masak dan dapur yang sudah jarang ditemui. Benda pusaka ini malah ada yang diperjualbelikan sampai jutaan rupiah karena bentuknya yang kecil dan unik. Biasanya yang menampung benda pusaka ini adalah para kolektor yang tersebar di penjuru tanah air.
Menurut salah seorang kolektor yang suka membeli benda pusaka budaya Batak Toba, benda-benda sejarah Batak memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Selain unik, katanya, benda bersejarah ini sangat cocok dijadikan koleksi. “Itu sebabnya saya pernah membeli satu buah Hudon Tano (Periuk tanah) dan Harpe (Alas periuk) masing-masing senilai lima juta rupiah dari seorang warga di Samosir,” akunya pada Penulis namun enggan menyebut namanya.
Rumah Bolon Terancam Punah
Selain itu warisan nenek moyang suku Batak Toba yang memiliki nilai sejarah yang tinggi namun hampir punah adalah Rumah Bolon. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Untuk memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengah-tengah rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil. Bila orang hendak masuk rumah Batak Toba harus menundukkan kepala agar tidak terbentur pada balok yang melintang, hal ini diartikan tamu harus menghormati si pemilik rumah.
Lantai rumah kadang-kadang sampai 1,75 meter di atas tanah, dan bagian bawah dipergunakan untuk kandang babi, ayam, dan sebagainya. Dahulu, pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi.
Pada bagian depan rumah adat terdapat hiasan-hiasan dengan motif garis geografis dan spiral serta hiasan berupa susu wanita yang disebut adep-adep. Hiasan ini melambangkan sumber kesuburan kehidupan dan lambang kesatuan. Rumah yang paling banyak hiasan-hiasannya disebut Gorga. Hiasan lainnya bermotif pakis disebut nipahu, dan rotan berduri disebut mardusi yang terletak di dinding atas pintu masuk.
Pada sudut-sudut rumah terdapat hiasan Gajah dompak, bermotif muka binatang, mempunyai maksud sebagai penolak bala. Begitu pula hiasan bermotif binatang cicak, kepala singa yang dimaksudkan untuk menolak bahaya seperti guna-guna dari luar. Hiasan ini ada yang berupa ukiran kemudian diberi warna, ada pula yang berupa gambaran saja. Warna yang digunakan selalu hitam, putih dan merah.
Pengamatan Penulis disejumlah daerah di Tanah Batak tentang keberadaan warisan rumah adat nenek moyang suku Batak Toba menunjukkan bahwa sudah banyak yang tidak terawat dan terkesan diabaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Sehingga keberadaan rumah Bolon sudah terancam punah.
“Mungkin sepuluh tahun ke depan, kita tidak akan melihat lagi rumah Bolon yang berdiri secara utuh di kampung Batak bila Pemerintah daerah (Pemda) tidak segera berperan untuk mengkonservasi warisan nenek moyang. Padahal rumah Bolon memiliki nilai sejarah yang tinggi untuk menjadi daya tarik wisatawan,”ujar seorang Tokoh Adat Batak Toba bermarga Simbolon.
Menurut Simbolon, salah satu upaya untuk mengkonservasi rumah Bolon adalah dengan merawat dan menjaga keadaan rumah Bolon tetap baik dengan melibatkan masyarakat setempat agar tujuan konservasi berhasil.
Dalam hal menarik minat wisatawan, Tanah Batak memiliki kekayaan benda budaya pusaka peninggalan sejarah nenek moyang. Beberapa jenis benda sejarah yang cukup dikenal pada zaman berburu dan meramu (zaman Pleistocen 1.500.000-19.000 -- zaman Holecein 10.000-3.000 SM) adalah Sior, alat yang dipakai suku Batak Toba dalam memanah binatang. Sumpitan digunakan pada zaman berburu untuk menembak binatang.
Dalam memburu binatang besar biasanya masyarakat menggunakan lembing, perangkap, jerat dan bedil. Sementara untuk binatang kecil menggunakan panah, sumpitan, jaring dan pemulut (Pikat dan getah).
Kebiasaan meramu dan berburu hingga sekarang masih menjadi pekerjaan sambilan suku Batak Toba di pedesaan. Sehingga meski jarang ditemui, benda- benda sejarah ini masih ada yang disimpan oleh penduduk di pedesaan sampai sekarang.
Masakan khas Batak Toba ini bahan utamanya bisa dari ikan mas, ikan nila, ayam, atau daging. Nah, bumbu-bumbunya ini asli dari tetumbuhan Batak sehingga dia dinamakan masakan khas Batak. Jenis bumbunya seperti bawang Batak, arsik, andaliman, kincung, kemiri, lengkuas, kunyit, dan bawang merah. Cara memasaknya tergolong unik. Ikan dilumuri bumbu dulu baru diungkep sampai matang. Setelah matang pun, tidak boleh dibuka supaya keharumannya tetap terjaga," jelas Budi sang koki yang mengatakan lebih enak lagi kalau dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar.
Masakan Batak Toba yang bukan ikan, salah satunya adalah nani lomang. Bahan dasarnya ayam atau daging giling.
Istana Maimoon
ISTANA MAIMUN
Sejarah Berdiri
Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah.
Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan. Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara
Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya.
Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun. Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara, kira-kira 3 km dari Kantor Pos Besar Medan.
Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu. Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.
Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.
Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.
Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.
Peningalannya Kitab suci Alqur`an
Kudp
KPUD: PAW Hj Nuriaty Belum Jelas
Jumat, 8 Oktober 2010 | 10:00:19
SIMALUNGUN,sumutcyber-Proses Pengganti Antar Waktu (PAW) Hj Nuriaty Damanik di DPRD Simalungun belum jelas. Sementara tenggang waktu untuk pelantikannya sebagai wakil bupati terpilih tinggal 20 hari lagi. Sesuai jadwal, Bupati dan Wakil Bupati Simalungun terpilih akan dilantik 28 Oktober. “Surat PAW itu belum diterima KPUD, kita juga tidak tahu surat PAW itu ada di mana. Bisa saja kemungkinannya Hj Nuriaty belum mengundurkan diri secara sadar atau bisa juga belum diproses (partainya),” jelas Jon Alden Sumbayak, Divisi Teknis KPUD Simalungun, Kamis ( 7/10).
Disebutkannya, jika Hj Nuriaty Damanik dilantik sebagai Wakil Bupati Simalungun pada 28 Oktober nanti, maka akan gugur haknya sebagai anggota DPRD Simalungun. Dan tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota DPRD sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pengusulan PAW dilakukan Partai Golkar kepada pimpinan DPRD Simalungun. Itu yang harus disikapi Partai Golkar, dan itu (terpilihnya Hj Nuriaty) nantinya menjadi dasar bagi partai ini mengusulkan PAW,” terangnya.
Disebutkannya, hingga kini berkas pengusulan PAW ini sepengetahuannya belum juga diusulkan ke DPRD Simalungun. Dan jika berkas itu sudah ada, kapasitas KPUD dalam hal ini bersifat menunggu dari DPRD. Dan KPUD siap kapan saja untuk melakukan verifikasi calon pengganti Hj Nuriaty Damanik di DPRD Simalungun.
“Berdasarkan data yang ada di KPUD saat ini, untuk perolehan suara terbanyak kedua dibawah Hj Nuriaty Damanik adalah Maknur Damanik. Meski begitu, kita akan tetap memeriksa apakah benar dia orangnya, dan juga akan tetap ada beberapa syarat yang akan dilaksanakan calon pengganti ini,” tambahnya.
Senada Sekretaris KPUD Simalungun, Drs Arsyad Siregar menyebutkan, untuk PAW Hj Nuriaty Damanik sampai sekarang belum ada diterima di sekretariat KPUD Simalungun. “Mungkin saja berkas itu sudah diterima DPRD, coba anda cek kesana,” ungkapnya.
Sementara itu Janter Sirait, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Simalungun saat dihubungi mengaku sedang berada di Medan, menyebutkan, sesuai dengan amanah undang-undang, jabatan publik tidak boleh rangkap atau dua jabatan sekaligus di tangan satu orang.
“Sampai sekarang (Hj Nuriaty) belum mengundurkan diri. Sadar atau tidak sadar seharusnya mengundurkan diri, tidak boleh rangkap jabatan. Anggota DPRD dan Wakil Bupati merupakan jabatan publik. Sebelum pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun ya harus mengundurkan diri,” jelasnya.(ral)
HOKI Diminta Hindari Mutasi Dini
Rabu, 6 Oktober 2010 | 09:58:34
SIANTAR,Sumutcyber-Tanggal 23 September 2010 lalu, Gubsu, Syamsul Arifin melantik Hulman Sitorus SE dan Drs Koni Ismail Siregar (HOKI) menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar periode 2010-2015. Diharapkan kehadiran pemimpin baru ini dapat melahirkan program pembaruan seperti jargon yang mereka usung dalam kampanye lalu.
Namun, masih hitungan hari memimpin, sudah menyebar isu bahwa HOKI akan segera melakukan penyegaran dengan memutasi beberapa pejabat yang akan memimpin Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Isu terakhir yang beredar, ada tiga pimpinan SKPD yang segera diganti, yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari Ir Adiaksa Purba Msi kepada Herowhin TF Sinaga AP MSi, Kepala RSUD, dari dr Ronal H Saragih kepada dr Ria N Telaumbanua dan Kabag Humas dan Protokoler, Drs Julham Situmorang kepada Drs Daniel Siregar.
Menyikapi adanya isu mutasi ini, salahseorang mantan anggota DPRD Kota Pematangsiantar periode 2004-2009 dari Partai Golkar, Mangatas Silalahi SE berharap kepada HOKI agar tidak melakukannya dengan terburu-buru. “HOKI harus menghindari pelaksanaan mutasi dini. Jika tetap dilakukan, akan memnjadi boomerang bagi pmerintahannya ke depan,” kata Mangatas Silalahi, Selasa (5/10) di Kantor Sekretariat Partai Golkar Siantar di Jalan Sisingamangaraja.
Alasan Mangatas, bahwa anggaran yang digunakan setiap SKPD merupakan produk dari pimpinan SKPD yang ada sekarang, yang pertanggungjawabannya belum dilakukan dengan benar. Salahsatunya, bahwa penggunaan anggaran tersebut belum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan belum diserahterimakan secara resmi oleh Wali Kota sebelumnya kepada Wali Kota Pematangsiantar yang baru. (esa/mer)
Jumat, 8 Oktober 2010 | 10:00:19
SIMALUNGUN,sumutcyber-Proses Pengganti Antar Waktu (PAW) Hj Nuriaty Damanik di DPRD Simalungun belum jelas. Sementara tenggang waktu untuk pelantikannya sebagai wakil bupati terpilih tinggal 20 hari lagi. Sesuai jadwal, Bupati dan Wakil Bupati Simalungun terpilih akan dilantik 28 Oktober. “Surat PAW itu belum diterima KPUD, kita juga tidak tahu surat PAW itu ada di mana. Bisa saja kemungkinannya Hj Nuriaty belum mengundurkan diri secara sadar atau bisa juga belum diproses (partainya),” jelas Jon Alden Sumbayak, Divisi Teknis KPUD Simalungun, Kamis ( 7/10).
Disebutkannya, jika Hj Nuriaty Damanik dilantik sebagai Wakil Bupati Simalungun pada 28 Oktober nanti, maka akan gugur haknya sebagai anggota DPRD Simalungun. Dan tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota DPRD sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
“Pengusulan PAW dilakukan Partai Golkar kepada pimpinan DPRD Simalungun. Itu yang harus disikapi Partai Golkar, dan itu (terpilihnya Hj Nuriaty) nantinya menjadi dasar bagi partai ini mengusulkan PAW,” terangnya.
Disebutkannya, hingga kini berkas pengusulan PAW ini sepengetahuannya belum juga diusulkan ke DPRD Simalungun. Dan jika berkas itu sudah ada, kapasitas KPUD dalam hal ini bersifat menunggu dari DPRD. Dan KPUD siap kapan saja untuk melakukan verifikasi calon pengganti Hj Nuriaty Damanik di DPRD Simalungun.
“Berdasarkan data yang ada di KPUD saat ini, untuk perolehan suara terbanyak kedua dibawah Hj Nuriaty Damanik adalah Maknur Damanik. Meski begitu, kita akan tetap memeriksa apakah benar dia orangnya, dan juga akan tetap ada beberapa syarat yang akan dilaksanakan calon pengganti ini,” tambahnya.
Senada Sekretaris KPUD Simalungun, Drs Arsyad Siregar menyebutkan, untuk PAW Hj Nuriaty Damanik sampai sekarang belum ada diterima di sekretariat KPUD Simalungun. “Mungkin saja berkas itu sudah diterima DPRD, coba anda cek kesana,” ungkapnya.
Sementara itu Janter Sirait, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Simalungun saat dihubungi mengaku sedang berada di Medan, menyebutkan, sesuai dengan amanah undang-undang, jabatan publik tidak boleh rangkap atau dua jabatan sekaligus di tangan satu orang.
“Sampai sekarang (Hj Nuriaty) belum mengundurkan diri. Sadar atau tidak sadar seharusnya mengundurkan diri, tidak boleh rangkap jabatan. Anggota DPRD dan Wakil Bupati merupakan jabatan publik. Sebelum pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun ya harus mengundurkan diri,” jelasnya.(ral)
HOKI Diminta Hindari Mutasi Dini
Rabu, 6 Oktober 2010 | 09:58:34
SIANTAR,Sumutcyber-Tanggal 23 September 2010 lalu, Gubsu, Syamsul Arifin melantik Hulman Sitorus SE dan Drs Koni Ismail Siregar (HOKI) menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar periode 2010-2015. Diharapkan kehadiran pemimpin baru ini dapat melahirkan program pembaruan seperti jargon yang mereka usung dalam kampanye lalu.
Namun, masih hitungan hari memimpin, sudah menyebar isu bahwa HOKI akan segera melakukan penyegaran dengan memutasi beberapa pejabat yang akan memimpin Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Isu terakhir yang beredar, ada tiga pimpinan SKPD yang segera diganti, yakni Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dari Ir Adiaksa Purba Msi kepada Herowhin TF Sinaga AP MSi, Kepala RSUD, dari dr Ronal H Saragih kepada dr Ria N Telaumbanua dan Kabag Humas dan Protokoler, Drs Julham Situmorang kepada Drs Daniel Siregar.
Menyikapi adanya isu mutasi ini, salahseorang mantan anggota DPRD Kota Pematangsiantar periode 2004-2009 dari Partai Golkar, Mangatas Silalahi SE berharap kepada HOKI agar tidak melakukannya dengan terburu-buru. “HOKI harus menghindari pelaksanaan mutasi dini. Jika tetap dilakukan, akan memnjadi boomerang bagi pmerintahannya ke depan,” kata Mangatas Silalahi, Selasa (5/10) di Kantor Sekretariat Partai Golkar Siantar di Jalan Sisingamangaraja.
Alasan Mangatas, bahwa anggaran yang digunakan setiap SKPD merupakan produk dari pimpinan SKPD yang ada sekarang, yang pertanggungjawabannya belum dilakukan dengan benar. Salahsatunya, bahwa penggunaan anggaran tersebut belum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan belum diserahterimakan secara resmi oleh Wali Kota sebelumnya kepada Wali Kota Pematangsiantar yang baru. (esa/mer)
Sabtu, 09 Oktober 2010
Pilpers
Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja"
Sebagai bagian dari dukungan kepada SBY-Boediono, Denny J.A., Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI)[24] dan Lembaga Studi Demokrasi (LSD), mengumumkan memimpin gerakan "Pilpres Satu Putaran Saja".[25] Hal ini memicu protes dari kedua pasangan calon pesaing yang selama ini mengharapkan pilpres dapat berlangsung dalam dua putaran agar dapat mengalahkan SBY-Boediono yang dalam berbagai hasil survei hampir selalu memperoleh dukungan di atas 50%. Meresponnya, JK menyatakan bahwa ia optimis JK-Wiranto juga punya peluang untuk menang dalam satu putaran,[26] sementara Prabowo mengatakan bahwa pilpres satu putaran boleh saja dilakukan asalkan dilaksanakan secara demokratis.[27] Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muhammadiyah yang secara terbuka menyatakan dukungannya kepada JK-Wiranto, mengatakan bahwa ia kecewa pada tim kampanye capres tertentu yang menyerukan pilpres satu putaran, apalagi ada salah satu lembaga survei mendukung wacana tersebut. Ia juga mewanti-wanti agar jangan sampai ada orang KPU yang ikut menyuarakan hal tersebut, apalagi dengan alasan dana.[28] Dalam debat capres putaran terakhir pada tanggal 2 Juli 2009, JK menanyakan kepada SBY mengenai keberadaan iklan-iklan kampanye pilpres satu putaran yang dianggapnya sebagai tidak demokratis.[29] SBY membalas dengan menyatakan bahwa iklan-iklan pilpres satu putaran bukan merupakan iklan resmi yang dikeluarkan oleh tim kampanyenya, sehingga JK pun kembali mempertanyakan legalitas dari iklan-iklan kampanye tersebut.[30][31][32] Denny J.A. sendiri membenarkan bahwa iklan tersebut bukan merupakan bagian dari iklan resmi tim kampanye SBY, tetapi ia menolak untuk dikatakan sebagai iklan kampanye ilegal karena menurutnya masih merupakan hak setiap warga negara untuk menyatakan pendapatnya meskipun dilaksanakan pada saat masa kampanye pilpres.[33] Sementara Syamsudin Haris, pengamat politik LIPI berpendapat (dan demikian pula bila menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pilpres) bahwa Kampanye "Pilpres Satu Putaran Saja" akan menjadi kampanye ilegal karena adanya pernyataan resmi dari SBY karena dalam setiap material kampanye pilpres harus terlebih dahulu disetujui oleh para kandidat karena adanya kepentingan mereka, sehingga setiap material kampanye tanpa persetujuan kandidat dapat disebut sebagai kampanye ilegal.[34][35] Megawati sendiri mendukung pendapat tersebut dan menyayangkan sikap SBY yang tidak segera menarik iklannya.[36]Kamis, 07 Oktober 2010
A quick note about music blog removals
Last summer, we updated our enforcement of the DMCA. Our current policy is that when we receive a DMCA complaint, we:http://buzz.blogger.com
- Notify the blogger about the complaint by e-mail and on the Blogger dashboard.
- Reset the offending post to 'draft' status, allowing the blogger to remove the offending content.
- Send a copy of the complaint to ChillingEffects.org.
Inevitably, we occasionally receive DMCA complaints even though the blogger does have the legal right to link to the music in question. Whether this is the result of miscommunication by staff at the record label, or confusion over which MP3s are "official," it happens. If this happens to you, it is imperative that you file a DMCA counter-claim so we know you have the right to the music in question. Otherwise, if we receive multiple DMCA complaints for your blog, this could very well constitute repeat offenses, compelling us to take action.
Update: Should have linked directly to the instructions for filing a counter-notification.
Update 2/11/10: We looked into this issue further and identified one case where a blogger did not receive notification of any DMCA complaints before their blog was removed. We're sorry about this.
We've contacted the blog owner and restored their blog, effective immediately, and we fixed the bug that caused the termination without prior notification. We're also looking into additional preventative protections. We know the DMCA process can be difficult to navigate, and we're working on ways to make this process as smooth as possible.
Mantel kuning
Rinai hujan selalu membuat saya terharu. Rintiknya, mengingatkan pada masa-masa yang telah lalu. Begitu pula hari ini. Dulu, sewaktu kecil, saya ingin sekali punya mantel hujan. Kuning, itu warna yang saya inginkan. Teman-teman saya yang lain telah memilikinya, dan mereka tampak gagah dengan mantel itu. Untuk anak kelas 2 SD, semua yang berwarna cerah, akan selalu tampak indah. Namun sayang, Ibu tak punya cukup uang untuk membelinya. Walau sempat kecewa, saya harus menurut, dan menahan keinginan untuk mempunyai mantel kuning itu.
Walau begitu, saya tetap kesal. Dan rasa itu memuncak ketika saya harus pulang dari sekolah. Hari itu hujan begitu deras. Saya makin kecewa dengan Ibu. Sebab, jika ada mantel, tentu saya tak perlu kena hujan, dan bisa bergabung bersama teman-teman yang lain. Kesal, dan marah, begitulah yangsaya rasakan saat itu. Sementara yang lain tertawa dan menikmati hujan, saya harus berjalan pulang dengan tubuh yang basah kuyup.
Ah..di tengah perjalanan, saya bertemu dengan Ibu. Dia tampak membawakan payung untuk saya. Karena terlanjur marah, saya tak menerima payung itu, dan ngambek, untuk tetap pulang tanpa payung. Walau begitu, ia tampak ingin melindungi saya dengan payungnya. Mendekap, agar saya tak terlalu basah terkena hujan. Hujan makin deras, dan kami pun berjalan pulang, walau saya tetap ngambek dan menolak untuk di payungi. Sesampainya di rumah, tingkah itu terus saya perbuat. Saya tetap menolak untuk berganti pakaian. Akhirnya dengan sedikit terpaksa, hal itu saya selesaikan. Ibu, kemudian datang dengan handuk, dan langsung menyelubungi saya dengan handuk itu. Ada kehangatan yang segera menyergap. Saya menjadi lebih tenang. Tetap, tak ada kata-kata yang keluar dari Ibu, selain terus menghangatkan saya dengan handuk itu. Tangannya terus membersihkan setiap air hujan yang ada di badan. Diseka nya kepala saya, agar tak nanti tak membuat sakit. Masih dalam diam, Ibu kemudian memberikan pakaian ganti. Setelah itu, dia masih menyodorkan teh manis hangat buat saya. Ya, segelas teh manis, sebab, susu coklat, adalah hal yang jarang saya rasakan saat itu. Ya, kehangatan kembali hadir dalam tubuh. Walau saya mungkin tak mengerti apapun, saya yakin, ada kehangatan lain yang diberikan Ibu saat itu.
Ya, teman, begitulah. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning seperti yang saya impikan. Namun, payungnya telah membuat saya aman. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning untuk terhindar dari hujan, namun, dekapannya membuat saya terhindar dari apapun. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning itu, namun, handuk hangatnya melebihi setiap kehangatan yang mampu diberikan setiap mantel. Ibu mungkin tak mampu membelikan mantel kuning, namun, usapan lembutnya, adalah segalanya buat saya.
Ibu mungkin tak menjemput saya dengan mobil atau kendaraan lain, namun lingkaran tangannya di tubuh saya, adalah dekapan yang paling indah. Ibu mungkin tak bisa memberikan susu coklat, namun, teh manisnya, lebih berharga dari apapun. Ibu mungkin tak bisa memberikan saya banyak hal lain, namun, dekapan, usapan, uluran tangan, perhatian, kasih sayang, sudah cukup sebagai penggantinya.
Ya, rintik hujan selalu membuat saya terharu. Terima kasih buat Ibu yang tak membelikan saya mantel kuning. Karena, apa yang telah diberikannya selama ini, jauh melampaui semuanya.
terkadang ukuran cinta yg diberikan ortu kita, tak bisa dinilai dg brp banyak materi ato warisan yg diberikan kpd kita. Namun.......... cinta, kasih sayang dan perlindungan yg mereka berikan, itulah yg menjadi harta terbesar yg pernah kita dapatkan
Walau begitu, saya tetap kesal. Dan rasa itu memuncak ketika saya harus pulang dari sekolah. Hari itu hujan begitu deras. Saya makin kecewa dengan Ibu. Sebab, jika ada mantel, tentu saya tak perlu kena hujan, dan bisa bergabung bersama teman-teman yang lain. Kesal, dan marah, begitulah yangsaya rasakan saat itu. Sementara yang lain tertawa dan menikmati hujan, saya harus berjalan pulang dengan tubuh yang basah kuyup.
Ah..di tengah perjalanan, saya bertemu dengan Ibu. Dia tampak membawakan payung untuk saya. Karena terlanjur marah, saya tak menerima payung itu, dan ngambek, untuk tetap pulang tanpa payung. Walau begitu, ia tampak ingin melindungi saya dengan payungnya. Mendekap, agar saya tak terlalu basah terkena hujan. Hujan makin deras, dan kami pun berjalan pulang, walau saya tetap ngambek dan menolak untuk di payungi. Sesampainya di rumah, tingkah itu terus saya perbuat. Saya tetap menolak untuk berganti pakaian. Akhirnya dengan sedikit terpaksa, hal itu saya selesaikan. Ibu, kemudian datang dengan handuk, dan langsung menyelubungi saya dengan handuk itu. Ada kehangatan yang segera menyergap. Saya menjadi lebih tenang. Tetap, tak ada kata-kata yang keluar dari Ibu, selain terus menghangatkan saya dengan handuk itu. Tangannya terus membersihkan setiap air hujan yang ada di badan. Diseka nya kepala saya, agar tak nanti tak membuat sakit. Masih dalam diam, Ibu kemudian memberikan pakaian ganti. Setelah itu, dia masih menyodorkan teh manis hangat buat saya. Ya, segelas teh manis, sebab, susu coklat, adalah hal yang jarang saya rasakan saat itu. Ya, kehangatan kembali hadir dalam tubuh. Walau saya mungkin tak mengerti apapun, saya yakin, ada kehangatan lain yang diberikan Ibu saat itu.
Ya, teman, begitulah. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning seperti yang saya impikan. Namun, payungnya telah membuat saya aman. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning untuk terhindar dari hujan, namun, dekapannya membuat saya terhindar dari apapun. Ibu mungkin tak mampu membelikan saya mantel kuning itu, namun, handuk hangatnya melebihi setiap kehangatan yang mampu diberikan setiap mantel. Ibu mungkin tak mampu membelikan mantel kuning, namun, usapan lembutnya, adalah segalanya buat saya.
Ibu mungkin tak menjemput saya dengan mobil atau kendaraan lain, namun lingkaran tangannya di tubuh saya, adalah dekapan yang paling indah. Ibu mungkin tak bisa memberikan susu coklat, namun, teh manisnya, lebih berharga dari apapun. Ibu mungkin tak bisa memberikan saya banyak hal lain, namun, dekapan, usapan, uluran tangan, perhatian, kasih sayang, sudah cukup sebagai penggantinya.
Ya, rintik hujan selalu membuat saya terharu. Terima kasih buat Ibu yang tak membelikan saya mantel kuning. Karena, apa yang telah diberikannya selama ini, jauh melampaui semuanya.
terkadang ukuran cinta yg diberikan ortu kita, tak bisa dinilai dg brp banyak materi ato warisan yg diberikan kpd kita. Namun.......... cinta, kasih sayang dan perlindungan yg mereka berikan, itulah yg menjadi harta terbesar yg pernah kita dapatkan
Kisah ku
Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya ....
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht , Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.
Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.
Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.
Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?'' Saya diam saja.
Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.
Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. .....
-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
-- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
Bye www.facebook.com
www.facebook.com
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.
Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht , Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.
Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka.
Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.
Setulusnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan sigap Rani menjawab, ''Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!'' Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadwal Alif lewat telepon. Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.
Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.
''Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ''memahami'' orang tuanya. Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.
Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.
Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.
Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ''Alif ingin Bunda mandikan,'' ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.
Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ''Bunda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.
Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ''Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.'' Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late. Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh-Nya.
Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri.
Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,'' ucapnya lirih, di tengah jamaah yang sunyi. Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan ?'' Saya diam saja.
Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ''Ini konsekuensi sebuah pilihan,'' lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.
Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. ''Aku ibunyaaa!'' serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ''Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..'' Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. .....
-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong.
-- Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang sibuk 'di luaran', asik dengan dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
-- Pelajaran yang sangat menyedihkan.
Bye www.facebook.com
www.facebook.com
Rabu, 06 Oktober 2010
Hubungan Beda agama
Berikut penjelasan psikolog Rudolf Matindas mengenai seluk beluk dan dinamika pernikahan beda agama.
What’s in a marriage?
Sebelum mengenali dinamika pernikahan beda agama, tentunya kita harus memahami apa yang dimaksud dengan pernikahan terlebih dahulu. Rudolf menyatakan bahwa pernikahan adalah suatu sintesa atau penyatuan antara dua insan. Ia juga menyatakan bahwa pernikahan bertugas untuk mempertemukan dua pribadi yang memiliki nilai, kebutuhan, harapan, persepsi dan prioritas hidup yang berbeda. Pertanyaannya adalah… bagaimanakah cara agar perbedaan ini bisa bersatu?
Dalam pernikahan, tentunya tiap pasangan memiliki masalah, cara mengatasi masalah dan jenis kebahagiaan yang berbeda dengan pasangan yang lain. Perbedaan ini bisa menjadi sumber masalah dalam pernikahan, kecuali pasangan tersebut bisa mensinergikan perbedaan yang mereka miliki dengan baik. Disinilah Rudolf mengingatkan agar pasangan jangan memandang perbedaan sebagai pertentangan, melainkan sebagai sebuah cara untuk saling melengkapi satu sama lain. Rudolf mengilustrasikan hal ini dengan sebuah pertunjukkan orkestra yang memadukan berbagai alat musik menjadi sebuah simfoni yang indah.
Saat seseorang memutuskan untuk menikah, secara sadar ia menerima tantangan baru dalam hidupnya, yaitu tantangan untuk mengendalikan emosi, mencoba untuk memikirkan dan melakukan yang terbaik bagi orang lain. Untuk bisa mengatasi semua tantangan ini, sayangnya cinta tidak cukup. Ada berbagai landasan lain yang dibutuhkan untuk mempertahankan pernikahan, antara lain dukungan sosial, kematangan pribadi dan juga kemampuan ekonomi. Anda tidak akan bisa bertahan jika hanya mengandalkan cinta, karena manusia memiliki kurva perasaan. Akan ada masanya dimana pernikahan dipenuhi oleh cinta. Namun, suatu saat cinta akan memudar dan disinilah negosiasi dan kompromi mulai dibutuhkan. Dengan adanya dukungan dari ketiga faktor di atas, pernikahan Anda akan bisa bertahan meskipun cinta mulai memudar.
Menikah beda agama?
Selain faktor UU yang melarang pernikahan beda agama di Indonesia, ada banyak faktor yang menyebabkan orang-orang mulai mempertimbangkan kembali pernikahan beda agama. Salah satunya adalah rasa takut dikucilkan oleh orang tua, keluarga dan masyarakat. “Ada banyak kasus dimana seseorang yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan masalah agama namun enggan untuk menikah dengan pasangan yang beda agama. Ini karena pada umumnya mereka takut dikucilkan dan takut untuk menyakiti perasaan orang tua. Karena, bagaimanapun juga kita harus mengakui bahwa saat menikah, kita tidak hanya mengikatkan diri pada satu orang, melainkan satu komunitas yang ia miliki,” ujar Rudolf.
Saat Anda memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan, Anda harus mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya adalah dukungan dari orang tua Anda. Jika Anda termasuk orang yang memiliki hubungan baik dengan orang tua dan mereka tidak mendukung, maka Anda jangan meneruskan rencana itu. Kecuali, Anda sudah menyadari semua resiko dan bersedia untuk keluar dari rumah dan dihapus dari daftar keluarga jika tetap menikah.
Selain itu, Anda juga sebaiknya jangan menikah jika Anda masih dipenuhi harapan bahwa kelak setelah menikah pasangan Anda akan bersedia untuk pindah agama. Saat Anda mencintai seseorang, Anda harus menghormati dan menghargai kepercayaannya. Jangan menikah jika Anda belum bisa menerima pasangan apa adanya dengan semua perbedaan yang kalian miliki.
Rudolf menekankan bahwa dalam pernikahan yang penting bukanlah apa agama yang tertera di KTP Anda, melainkan tingkat kepercayaan yang Anda anut. Jika pasangan dan Anda adalah orang yang percaya bahwa agama hanyalah satu cara untuk berhubungan dengan Tuhan dan bahwa semua agama adalah baik, maka pernikahan beda agaman yang Anda jalani memiliki kemungkinan besar untuk berjalan dengan baik. Namun, jika Anda adalah pemeluk agama yang teguh dan percaya bahwa agama Anda adalah yang terbaik, serta percaya bahwa semua orang harus mengikuti kepercayaan Anda, maka sebaiknya Anda mengurungkan niat Anda. Karena pada dasarnya, tidak ada pemuka agama yang menyarankan Anda untuk menikah dengan orang yang beda agama, bukan? Jika dalam hati Anda terbersit suatu ketakutan bahwa kelak Anda akan masuk neraka karena telah melanggar perintah Tuhan, maka Anda harus menghentikan rencana pernikahan. Mungkin sekarang Anda bisa melupakan dan membelokkan ajaran agama yang Anda percayai. Namun, kelak saat masalah mulai muncul, semua hal-hal kecil itu akan muncul lagi dan bisa menjadi sebuah bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan menghancurkan pernikahan Anda.
What should I be?
Hal terakhir yang harus Anda pertimbangkan dalam pernikahan beda agama adalah nasib anak Anda kelak. Apakah anak Anda harus mengikuti agama yang Anda anut atau yang dianut pasangan Anda? Sebaiknya Anda mendiskusikan masalah ini dengan pasangan Anda sebelum memutuskan untuk menikah. Jika Anda dan pasangan sama-sama memaksa agar anak mengikuti agama masing-masing, maka hubungan ini tidak akan berhasil. Sekali lagi, disinilah tingkat kedewasaan Anda dan pasangan sangat berperan. Jika Anda berdua benar-benar saling menghargai dan memikirkan kepentingan anak, jangan gunakan sistem dagang. Misalnya, anak pertama ikut agama Anda sedangkan anak kedua ikut agama pasangan. Cara seperti ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kalian berdua belum siap untuk menjalani hubungan beda agama ini dengan baik.
Rudolf memberi jalan tengah untuk masalah ini, yaitu agar orang tua memilih agama mayoritas dalam lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan agama dengan pasangan juga akan makin memperkaya pengetahuan dan wawasan anak Anda. Jadi saat anak sudah dewasa ia bisa menentukan apa yang akan ia percayai. Ingat, percayalah bahwa semua agama mengajarkan hal yang baik. Rudolf juga menambahkan bahwa selain memberikan pendidikan agama, orang tua juga harus memperhatikan pendidikan budi pekerti pada anak, beserta nilai-nilai kejujuran, pengertian dan cinta kasih. Seorang anak yang memiliki budi pekerti akan bisa tumbuh menjadi anak yang mengagumkan, apapun agama yang ia percayai. Ini adalah satu pegangan yang harus Anda percayai dalam membesarkan anak.
It’s not the religion… it’s the maturity.
Tidak dapat dipungkiri kalau pernikahan membutuhkan kerja keras dari dua belah pihak. Dan dalam kasus pernikahan beda agama kerja keras yang dibutuhkan tentunya lebih banyak lagi. Satu hal yang harus Anda ingat adalah agama tidak selalu identik dengan iman dan juga tidak menjamin moralitas seseorang. Dua orang dengan agama yang sama bisa memiliki karakter yang benar-benar sama. Agama memang akan mengajarkan suatu nilai untuk menjadi landasan hidup penganutnya. Akan tetapi, bagaimana cara tiap orang menginterpretasikannya bisa jadi sangat berbeda. Inilah mengapa kita harus sangat berhati-hati dalam menciptakan stereotip mengenai agama tertentu dan tidak mengkotak-kotakkan orang lain berdasarkan agama yang mereka anut. Cobalah untuk menilai orang lebih dari sekedar kulitnya saja.
Rudolf juga mengingatkan bahwa tidak ada pernikahan yang bahagia, namun tidak ada juga pernikahan yang tidak bahagia. Yang seringkali ditemui adalah pasangan yang puas atau yang tidak puas dengan perkawinannya. Hal terpenting dalam pernikahan bukanlah persamaan agama melainkan kematangan berpikir seseorang, prioritasnya dalam hidup dan nilai-nilai yang dipahami oleh kedua pasangan. Tiap pernikahan pasti akan mengalami persoalan, besar atau kecil. Faktor penentu apakah sebuah pernikahan itu bahagia atau tidak adalah apakah kedua pasangan bisa mengatasi persoalan yang ada. Satu tips utama adalah jika Anda tidak bahagia dalam pernikahan, jangan bergegas mencari pasangan baru. Cobalah carilah kebahagiaan lain di luar pernikahan agar Anda bisa lebih menghargai apa yang Anda punya dan bisa berbahagia dengan pasangan Anda.
What’s in a marriage?
Sebelum mengenali dinamika pernikahan beda agama, tentunya kita harus memahami apa yang dimaksud dengan pernikahan terlebih dahulu. Rudolf menyatakan bahwa pernikahan adalah suatu sintesa atau penyatuan antara dua insan. Ia juga menyatakan bahwa pernikahan bertugas untuk mempertemukan dua pribadi yang memiliki nilai, kebutuhan, harapan, persepsi dan prioritas hidup yang berbeda. Pertanyaannya adalah… bagaimanakah cara agar perbedaan ini bisa bersatu?
Dalam pernikahan, tentunya tiap pasangan memiliki masalah, cara mengatasi masalah dan jenis kebahagiaan yang berbeda dengan pasangan yang lain. Perbedaan ini bisa menjadi sumber masalah dalam pernikahan, kecuali pasangan tersebut bisa mensinergikan perbedaan yang mereka miliki dengan baik. Disinilah Rudolf mengingatkan agar pasangan jangan memandang perbedaan sebagai pertentangan, melainkan sebagai sebuah cara untuk saling melengkapi satu sama lain. Rudolf mengilustrasikan hal ini dengan sebuah pertunjukkan orkestra yang memadukan berbagai alat musik menjadi sebuah simfoni yang indah.
Saat seseorang memutuskan untuk menikah, secara sadar ia menerima tantangan baru dalam hidupnya, yaitu tantangan untuk mengendalikan emosi, mencoba untuk memikirkan dan melakukan yang terbaik bagi orang lain. Untuk bisa mengatasi semua tantangan ini, sayangnya cinta tidak cukup. Ada berbagai landasan lain yang dibutuhkan untuk mempertahankan pernikahan, antara lain dukungan sosial, kematangan pribadi dan juga kemampuan ekonomi. Anda tidak akan bisa bertahan jika hanya mengandalkan cinta, karena manusia memiliki kurva perasaan. Akan ada masanya dimana pernikahan dipenuhi oleh cinta. Namun, suatu saat cinta akan memudar dan disinilah negosiasi dan kompromi mulai dibutuhkan. Dengan adanya dukungan dari ketiga faktor di atas, pernikahan Anda akan bisa bertahan meskipun cinta mulai memudar.
Menikah beda agama?
Selain faktor UU yang melarang pernikahan beda agama di Indonesia, ada banyak faktor yang menyebabkan orang-orang mulai mempertimbangkan kembali pernikahan beda agama. Salah satunya adalah rasa takut dikucilkan oleh orang tua, keluarga dan masyarakat. “Ada banyak kasus dimana seseorang yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan masalah agama namun enggan untuk menikah dengan pasangan yang beda agama. Ini karena pada umumnya mereka takut dikucilkan dan takut untuk menyakiti perasaan orang tua. Karena, bagaimanapun juga kita harus mengakui bahwa saat menikah, kita tidak hanya mengikatkan diri pada satu orang, melainkan satu komunitas yang ia miliki,” ujar Rudolf.
Saat Anda memutuskan untuk menikah dengan pasangan yang berbeda keyakinan, Anda harus mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya adalah dukungan dari orang tua Anda. Jika Anda termasuk orang yang memiliki hubungan baik dengan orang tua dan mereka tidak mendukung, maka Anda jangan meneruskan rencana itu. Kecuali, Anda sudah menyadari semua resiko dan bersedia untuk keluar dari rumah dan dihapus dari daftar keluarga jika tetap menikah.
Selain itu, Anda juga sebaiknya jangan menikah jika Anda masih dipenuhi harapan bahwa kelak setelah menikah pasangan Anda akan bersedia untuk pindah agama. Saat Anda mencintai seseorang, Anda harus menghormati dan menghargai kepercayaannya. Jangan menikah jika Anda belum bisa menerima pasangan apa adanya dengan semua perbedaan yang kalian miliki.
Rudolf menekankan bahwa dalam pernikahan yang penting bukanlah apa agama yang tertera di KTP Anda, melainkan tingkat kepercayaan yang Anda anut. Jika pasangan dan Anda adalah orang yang percaya bahwa agama hanyalah satu cara untuk berhubungan dengan Tuhan dan bahwa semua agama adalah baik, maka pernikahan beda agaman yang Anda jalani memiliki kemungkinan besar untuk berjalan dengan baik. Namun, jika Anda adalah pemeluk agama yang teguh dan percaya bahwa agama Anda adalah yang terbaik, serta percaya bahwa semua orang harus mengikuti kepercayaan Anda, maka sebaiknya Anda mengurungkan niat Anda. Karena pada dasarnya, tidak ada pemuka agama yang menyarankan Anda untuk menikah dengan orang yang beda agama, bukan? Jika dalam hati Anda terbersit suatu ketakutan bahwa kelak Anda akan masuk neraka karena telah melanggar perintah Tuhan, maka Anda harus menghentikan rencana pernikahan. Mungkin sekarang Anda bisa melupakan dan membelokkan ajaran agama yang Anda percayai. Namun, kelak saat masalah mulai muncul, semua hal-hal kecil itu akan muncul lagi dan bisa menjadi sebuah bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan menghancurkan pernikahan Anda.
What should I be?
Hal terakhir yang harus Anda pertimbangkan dalam pernikahan beda agama adalah nasib anak Anda kelak. Apakah anak Anda harus mengikuti agama yang Anda anut atau yang dianut pasangan Anda? Sebaiknya Anda mendiskusikan masalah ini dengan pasangan Anda sebelum memutuskan untuk menikah. Jika Anda dan pasangan sama-sama memaksa agar anak mengikuti agama masing-masing, maka hubungan ini tidak akan berhasil. Sekali lagi, disinilah tingkat kedewasaan Anda dan pasangan sangat berperan. Jika Anda berdua benar-benar saling menghargai dan memikirkan kepentingan anak, jangan gunakan sistem dagang. Misalnya, anak pertama ikut agama Anda sedangkan anak kedua ikut agama pasangan. Cara seperti ini menunjukkan bahwa sesungguhnya kalian berdua belum siap untuk menjalani hubungan beda agama ini dengan baik.
Rudolf memberi jalan tengah untuk masalah ini, yaitu agar orang tua memilih agama mayoritas dalam lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan agama dengan pasangan juga akan makin memperkaya pengetahuan dan wawasan anak Anda. Jadi saat anak sudah dewasa ia bisa menentukan apa yang akan ia percayai. Ingat, percayalah bahwa semua agama mengajarkan hal yang baik. Rudolf juga menambahkan bahwa selain memberikan pendidikan agama, orang tua juga harus memperhatikan pendidikan budi pekerti pada anak, beserta nilai-nilai kejujuran, pengertian dan cinta kasih. Seorang anak yang memiliki budi pekerti akan bisa tumbuh menjadi anak yang mengagumkan, apapun agama yang ia percayai. Ini adalah satu pegangan yang harus Anda percayai dalam membesarkan anak.
It’s not the religion… it’s the maturity.
Tidak dapat dipungkiri kalau pernikahan membutuhkan kerja keras dari dua belah pihak. Dan dalam kasus pernikahan beda agama kerja keras yang dibutuhkan tentunya lebih banyak lagi. Satu hal yang harus Anda ingat adalah agama tidak selalu identik dengan iman dan juga tidak menjamin moralitas seseorang. Dua orang dengan agama yang sama bisa memiliki karakter yang benar-benar sama. Agama memang akan mengajarkan suatu nilai untuk menjadi landasan hidup penganutnya. Akan tetapi, bagaimana cara tiap orang menginterpretasikannya bisa jadi sangat berbeda. Inilah mengapa kita harus sangat berhati-hati dalam menciptakan stereotip mengenai agama tertentu dan tidak mengkotak-kotakkan orang lain berdasarkan agama yang mereka anut. Cobalah untuk menilai orang lebih dari sekedar kulitnya saja.
Rudolf juga mengingatkan bahwa tidak ada pernikahan yang bahagia, namun tidak ada juga pernikahan yang tidak bahagia. Yang seringkali ditemui adalah pasangan yang puas atau yang tidak puas dengan perkawinannya. Hal terpenting dalam pernikahan bukanlah persamaan agama melainkan kematangan berpikir seseorang, prioritasnya dalam hidup dan nilai-nilai yang dipahami oleh kedua pasangan. Tiap pernikahan pasti akan mengalami persoalan, besar atau kecil. Faktor penentu apakah sebuah pernikahan itu bahagia atau tidak adalah apakah kedua pasangan bisa mengatasi persoalan yang ada. Satu tips utama adalah jika Anda tidak bahagia dalam pernikahan, jangan bergegas mencari pasangan baru. Cobalah carilah kebahagiaan lain di luar pernikahan agar Anda bisa lebih menghargai apa yang Anda punya dan bisa berbahagia dengan pasangan Anda.
Langganan:
Postingan (Atom)